Gambaran Stabilisasi Sistem Sosial Ekonomi Masyarakat di Dusun Karangrejo

Ayu Dwi Marintan

Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Gambaran Stabilisasi Sistem Sosial Ekonomi Masyarakat di Dusun Karangrejo

    Stabilitas sosial merupakan hal yang penting dan tidak bisa luput dari fokus pemerintah, khususnya dalam bidang ekonomi. Stabilitas sosial yang dimaksud disini bisa kita lihat dari kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah, baik pusat maupun daerah guna merespon dinamika sosial yang terjadi di masyarakat. Mengenai hal ini, saya menemui salah satu tetangga saya, yang saya rasa cukup mampu untuk menjelaskan stabilisasi sosial desa Blongkeng. Beliau bernama Bapak Nur, berusia 52 tahun. Beliau menamatkan pendidikan terakhir di salah satu Sekolah Kejuruan. Dan saat ini, Pak Nur masih dipercaya untuk menjabat sebagai Ketua RT di Dusun Karangrejo. Selain sebagai Ketua RT, Pak Nur juga bekerja sebagai tukang gali sumur bor dan memiliki beberapa investasi kecil dirumahnya.

    Saya memilih Bapak Nur sebagai informan dalam hal ini, karena beliau tetangga saya, dan memiliki peran sentral di desa. Sebelum 'sowan' ke rumah beliau, saya menanyakan melalui WhatsApp apakah beliau bersedia menjadi informan atau tidak. Kebetulan, Pak Nur saat itu sedang tidak memiliki kesibukan. Jadi, saya bergegas untuk datang kerumah beliau dengan berjalan kaki, karena jarak rumahnya hanya beberapa meter saja dari rumah. Saya rasa, beliau akan cukup paham mengenai bagaimana sistem sosial di desa Blongkeng. Dikokohkan dengan figur Pak Nur, yang aktif dalam organisasi-organisasi sosial masyarakat. Terbukti ketika saya bertanya, beliau langsung menyambut ramah dan menceritakan seluk beluk desa Blongkeng secara runtut dan mengalir.

    Mengenai tingkat perekonomian masyarakat, menurut Pak Nur tidak begitu banyak jumlah warga miskin di desa Blongkeng. Disini, Pak Nur mengambil gambaran di dusun Karangrejo. Beliau menyampaikan, sebelumnya memang masih banyak warga yang dikategorikan miskin, ditinjau dari aspek pemenuhan kebutuhannya yang kurang memadai. Ini disebabkan karena belum meratanya bantuan dari pemerintah saat itu. Dulu, banyak sekali rumah warga yang dindingnya masih menggunakan anyaman bambu, tidak memiliki jamban pribadi, dan terbatas secara ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, meskipun begitu masih bisa makan dan membeli lauk meskipun sederhana. Tidak ada yang harus puasa menahan lapar berhari-hari. Melihat kondisi ini, membuatnya tergerak aktif, untuk mengupayakan kesejahteraan masyarakat secara merata. Pak Nur, mengamati dan meninjau kembali masyarakat dusun Karangrejo, mana warga yang mampu dan mana warga yang kurang mampu dan pantas untuk dibantu. Beliau mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah daerah bagi masyarakat yang terbatas secara ekonomi, beliau juga memperhatikan warganya yang masih mengenyam pendidikan namun terkendala biaya.Program bantuan yang diupayakan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, memang sangat membantu masyarakat. Hanya saja, dalam praktiknya belum tepat sasaran saja.

    Upaya-upaya yang dilakukan beliau memang sudah banyak yang terealisasi. Saat ini, bahkan tidak ada rumah warga yang menggunakan anyaman bambu lagi. Mereka juga sudah memiliki sanitasi yang bersih. Bantuan dari pemerintah seperti KIP, PKH, KIS, dan lainnya sudah cukup merata. Program air bersih dan rumah gratis, juga sudah dirasakan tepat pada sasaran. Pembangunan di dusun Karangrejo juga cukup baik. Ditambah lagi dengan masyarakatnya yang masih memiliki semangat gotong royong tinggi dan kesadaran bermasyarakat, menjadi semangat tersendiri bagi Pak Nur dalam upayanya mensejahterakan warganya. Pak Nur, selalu mengadakan musyawarah dalam kaitannya dengan pembangunan desa. Ia mengatakan, bahwa masyarakat antusias dalam mendukung program tersebut. Pemuda-pemudi dusun Karangrejo pun juga aktif dalam memberikan inovasi. Seperti membuat Aquaponik, yang perawatannya dikelola bergilir oleh pemuda. Ini tentu sangat bermanfaat bagi masyarakat Karangrejo pada khususnya, karena bisa mengkonsumsi ikan dan sayuran yang berkualitas namun dengan harga terjangkau. Selain itu, hasil penjualannya juga bisa dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.

    Meskipun begitu, beliau cukup menyayangkan karena minat belajar masyarakat untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi masih rendah. Hanya segelintir orang saja yang mau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Ia berharap suatu saat nanti, banyak yang memiliki kesadaran untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi agar dapat menjadi motor penggerak pembangunan ekonomi desa kedepannya. Hal ini juga disebabkan kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pendidikan. Pemikiran mereka terbatas setelah lulus hanya untuk mencari uang, bukan berorientasi pada pendidikan. Kemudian adanya stereotip bahwa kuliah tidak menjamin kesuksesan seseorang, sehingga cukup sulit untuk mengubah pemikiran tersebut.

    Dari uraian di atas, saya mengaitkannya dengan teori pilihan rasional, James Coleman. Coleman menganalisis tindakan-tindakan individu, tindakan itulah yang nantinya terakumulasi menjadi struktur sosial. Dalam teori ini menyatakan bahwa seseorang bertindak karena adanya hal-hal tertentu yang ingin dicapai, yang didalamnya terdapat dua unsur penting untuk mendukung tercapainya tujuan tersebut yaitu, aktor dan sumber daya. Aktor disini adalah Pak Nur dibantu dengan masyarakat desa, sedangkan sumberdaya nya terlihat dari bagaimana upayanya yang dilakukan untuk meratakan kesejahteraan masyarakatnya. Ini merupakan contoh nyata implementasi teori pilihan rasional menurut James Coleman dalam kehidupan bermasyarakat. Ini juga sejalan dengan apa yang dikatakan Pak Nur, bahwa upaya yang ia lakukan tidak akan pernah terealisasi jika bukan karna partisipasi dari masyarakatnya. Semuanya tidak akan berjalan seimbang, apabila hanya satu pihak saja yang menjalankan. Semuanya perlu bekerja sama sehingga tercipta hubungan yang solid dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi dan Disfungsi Konflik Sosial Menurut Lewis A. Coser

Memahami konsep Ideologi dan Utopia : Karl Mannheim

TEORI DRAMATURGI-ERVING GOFFMAN