Fungsi dan Disfungsi Konflik Sosial Menurut Lewis A. Coser

Ayu Dwi Marintan

Teori Sosiologi Modern A

Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Fungsi dan Disfungsi Konflik Sosial Menurut Lewis A. Coser


Biografi Lewis A. Coser

Lewis Alfred Coser atau lebih dikenal dengan Lewis Coser, merupakan sosiolog Amerika yang lahir pada tanggal 27 November 1913 di Berlin, Jerman dan meninggal dunia di Cambridge, Amerika pada 8 Juli 2003 di usia 89 tahun. Coser mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Columbia tahun 1968. Selain itu, gelar guru besar Coser diperoleh dari Universitas Bramdeis, di universitas inilah Coser mulai aktif berkiprah di dunia Sosiologi. Hingga pada tahun 1975, Coser terpilih menjadi Presiden American Sosiologycal Association (ASA). Coser merupakan pencetus teori konflik sosial dan merupakan ahli sosiologi pertama yang menyatukan antara teori konflik dan fungsi struktural yang berkembang dimasyarakat, disampaikan dalam bukunya yang berjudul "The Function Of Social Conflict". Teori yang dikemukakan oleh Lewis Coser ini merupakan hasil adaptasi dari pemikiran George Simmel, yang ia anggap sejalan dengan pemikirannya. Coser mengutip gagasan-gagasan George Simmel untuk dikembangkan lagi menjadi penjelasan-penjelasan tentang konflik yang menarik. Coser mencoba menghubungkan berbagai gagasan George Simmel dengan perkembangan fenomena yang terjadi. Coser mengungkapkan bahwa konflik sosial seringkali diabaikan oleh para sosiolog, karena mayoritas cenderung menekankan konflik pada sisi negatif dan menggambarkan keadaan yang terpecah-belah. Coser berusaha memperbaiki dengan menekankan konflik pada sisi positif, yakni bagaimana konflik itu dapat memberi sumbangan terhadap ketahanan dan adaptasi kelompok, interaksi, serta sistem sosial.

Latar Belakang

Dalam perkembangan ide dan pemikirannya, Lewis dipengaruhi oleh banyak sekali tokoh besar diantaranya Max Weber, Emile Durkheim, Karl Marx. Namun, tokoh yang dirasa sejalan dengan pemikirannya adalah Geogre Simmel.Coser memulainya dengan mendefinisikan konflik sosial sebagai suatu perjuangan terhadap nilai dan pengakuan status yang langka, kemudian kekuasaan dan sumber-sumber pertentangan dinetralisir atau dieliminir saingan-saingannya. Konflik merupakan suatu gejala yang tidak terhindarkan dalam kehidupan manusia. Namun, konflik yang terjadi dalam masyarakat bukanlah suatu persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Coser memiliki pandangan bahwa konflik dalam masyarakat merupakan peristiwa normal yang dapat memperkuat struktur hubungan-hubungan sosial. Tidak adanya konflik dalam suatu masyarakat tidak dapat dianggap sebagai petunjuk kekuatan dan stabilitas hubungan sosial masyarakatnya. Perkembangan konflik dalam masyarakat bukan merupakan indikator tunggal untuk mengatakan bahwa stabilitas sosial dari masyarakat itu telah tercapai. Tujuan Coser yang utama adalah memperlihatkan fungsi positif dari konflik dalam meningkatkan intregasi sosial. Konflik antara kelompok meningkatkan solidaritas internal dalam kelompok-kelompok yang berkonflik tersebut.

Fungsi dan Disfungsi Konflik Sosial

Dalam bukunya, Lewis berpendapat bahwa konflik tidak selalu identik dengan perpecahan. Ia menekankan konflik pada sisi positif, dengan menunjukkan bagaimana konflik itu dapat memberi sumbangan terhadap ketahanan dan adaptasi kelompok, interaksi, dan sistem sosial sehingga konflik justru akan menimbulkan dampak positif bagi yang bersangkutan. Disfungsional konflik bisa kita lihat pada hasil akhir kompetisi yang hasilnya tidak sesuai dengan harapan, sehingga menimbulkan perkelahian. Contoh yang ada disekitar kita, seseorang menjabat sebagai Kepala Desa melakukan korupsi dana bantuan sosial masyarakat. Setelah kepala desa itu ditangkap pihak berwajib, masyarakat juga mengucilkan anggota keluarganya.Adapun contoh fungsional konflik dalam kehidupan sehari-hari adalah seorang siswa dalam suatu kelompok belajar, merasa dirinya paling bodoh diantara teman-teman yang lain. Ia juga sering diolok-olok oleh teman sebayanya karena mendapat nilai terendah. Adanya konflik tersebut, membuat dirinya bangkit dan semangat mengejar ketertinggalan.


Dari yang saya pelajari dari teori konflik Lewis A Coser ini, saya berpendapat bahwa Konflik merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Konflik merupakan unsur interaksi yang penting dan sama sekali tidak boleh dikatakan konflik selalu tidak baik atau memecah belah dan merusak. Konflik dapat memberi banyak kontribusi kepada kelestarian kelompok dan mempersatukan atau mempererat hubungan antara anggotanya. Konflik juga merupakan alat untuk mempertahankan, mempersatukan, dan mempertegas sistem sosial yang ada, tergantung bagaimana respon masyarakat itu sendiri dalam menghadapi konflik. Ini artinya konflik dapat konflik dapat menghasilkan perubahan atau konsensus baru yang bermuara pada perbaikan, bila dikelola dengan baik.


Referensi : 

Lewis Coser , 1956. The Function of Social Conflict. New York: Free Press. page. 151-210

Bernard Raho,Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Referensi Publisher, 2007. hlm. 54

Dwi Susilo, Rachmad. 2008. 20 Tokoh Sosiologi Modern. Yogyakarta : Ar Ruz Media.

Lewis A. Coser dalam Makalah Mulyadi, Konflik Sosial ditinjau dari Segi Struktur dan Fungsi, Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya UGM, tanpa
tahun, Yogyakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memahami konsep Ideologi dan Utopia : Karl Mannheim

TEORI DRAMATURGI-ERVING GOFFMAN