Memahami konsep Ideologi dan Utopia : Karl Mannheim

Teori Sosiologi Modern
Ayu Dwi Marintan
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Memahami Konsep Ideologi dan Utopia : Karl Mannheim

Karl Mannheim merupakan salah satu pendiri Sosiologi Klasik serta pendiri Sosiologi Pengetahuan yang cukup berpengaruh pada paruh pertama abad ke-20. Karl Mannheim dilahirkan di Budapest, 27 Maret 1893 ditengah keluarga kelas menengah. Gelar doktornya ia peroleh di Universitas Budapest dalam bidang filsafat. Mannheim memulai emigran pertamanya pada tahun 1919 dan menghabiskan beberapa waktu di Austria sebelum ke Jerman.


Tiba di Jerman, untuk kali pertamanya ia menghadiri ceramah Husserl dan Heidegger di Universitas Freiburg dan kemudian berangkat ke Heidelberg pada tahun 1921, dimana ia sering mengunjungi majelis Marianne Weber (janda Max Weber). Anggota dari lingkaran inilah yang kemudian menggiringnya ke Sosiologi. Selain itu, beberapa tokoh lain yang berpengaruh pada landasan pemikiran Mannheim adalah Karl Marx, kemudian menyatu dengan pengaruh Max Weber, Scheler, Husserl, Lederer, Lukacs, dan lainnya.


Kita tahu bahwa Karl Mannheim merupakan tokoh yang terkenal sebagai pencetus berdirinya Sosiologi Pengetahuan. Tapi, pada tulisan kali ini, saya tidak membahas tentang Sosiologi Pengetahuan. Melainkan, Ideologi dan Utopia yang juga digagas oleh Karl Mannheim. Tesis utama sosiologi pengetahuan, menurut Karl Mannheim adalah ada cara berpikir yang tidak dapat dipahami secara memadai selama asal-usul sosialnya tidak jelas (Mannheim, 1954, p. 2). Artinya, sebuah pemikiran hanya dapat dipahami dengan baik jika faktor-faktor sosial yang terletak di balik lahirnya pemikiran tersebut dipahami dengan baik.


Sebuah pernyataan atau konsep bisa saja memiliki redaksi yang sama, akan tetapi dimaksudkan untuk makna yang berbeda hanya karena lahir dari latar sosial yang berbeda. Konsep tentang "weltanschauung" dan "ideologi" tidak dipisahkan dengan jelas, bahkan terlihat identik. Karenanya, Mannheim memberikan ulasan tentang apa itu ideologi, bahkan lebih jauh dia memberikan garis batas antara ideologi dan utopia, yang dalam pemikiran Marx sepertinya sulit dibedakan.


Ideologi merupakan satu sistem pemikiran yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Dalam bukunya yang berjudul Ideologie und Utopie (Ideology and Utopia) 1929, Karl Mannheim berpandangan bahwa seluruh pengetahuan yang dimiliki manusia telah terkondisikan secara sosial. Ideologi mengarah pada tindakan yang efektif oleh kelompok untuk mendefinisikan peristiwa dengan cara tertentu dan untuk mengkonsolidasikan situasinya. Pada dasarnya, Ideologi menunjukkan sesuatu yang aktual dan nyata.


Mannheim mengatakan bahwa ideologi dan utopia tidak berbeda satu sama lain dalam seberapa jauh mereka memotivasi tindakan, tetapi sejauh mana mereka menawarkan tantangan terhadap tatanan sosial yang ada. Ideologi menutup dan menstabilkan 
tatanan sosial di sekitar prinsip tertentu dalam organisasi dan lembaga-lembaga kunci, sementara Utopia membuka banyak hal dengan memajukan prinsip-prinsip dan klaim-klaim baru. Perlu diketahui bahwa Utopia memiliki kelemahan yang melemahkan karena tidak sesuai dengan realitas yang terjadi dalam bentuk apapun.


Menurut pemahaman saya, antara Ideologi dan Utopia memiliki perbedaan. Ideologi berdasar apa yang ada dan merupakan realitas, sedangkan Utopia saya memaknai sebagai sesuatu yang tidak benar-benar nyata dan bisa diraih. Contoh dari konsep Ideologi dan Utopia ini bisa kita lihat dalam kondisi wilayah DKI Jakarta yang 'katanya' akan mengalami perkembangan dalam beberapa tahun kedepan. Saya membayangkan kota Jakarta sebagai kota dengan bangunan-bangunan mewah yang menjulang tinggi, jalanan halus, tanaman berjajar rapi, dan bersih. Pada kenyataannya, kota Jakarta tidak seperti itu. Masih banyak jalanan berlubang, macet, banyak sampah dimana-mana. Selain itu, ketimpangan ekonomi juga semakin lebar. Kekayaan masih terkonsentrasi hanya dibeberapa kelompok orang. Jadi bisa dikatakan, kondisi DKI Jakarta nyatanya belum banyak berubah. Ini menunjukkan tidak ada pemetaan ideologi yang akurat pada pandangan dunia hanya ada interpretasi yang bersaing dari hubungan ini dari yang dapat dipilih oleh seseorang berdasarkan pandangan dunia sendiri.


Referensi : 


Ackroyd, S. (2002). Utopia or ideology: Karl 
Mannheim and the place of theory. 
Sociological Review, 50(S1), 40-58.


Hamka (2020). Sosiologi Pengetahuan. Telaah Atas Pemikiran Karl Mannheim : Jurnal Pedagogy. Vol 3 No. 1, hal. 76-84.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fungsi dan Disfungsi Konflik Sosial Menurut Lewis A. Coser

TEORI DRAMATURGI-ERVING GOFFMAN